Fatima Al-Fihri lahir pada tahun 841, mendirikan komplek Al-Qarawiyyin pada tahun 859. Komplek ini menjadi pusat pendidikan dan ilmu pengetahuan. Fatima Al-Fihri berhasil mendirikan perguruan tinggi tertua di dunia yang dinamakan Universitas Al-Qarawiyyin, bahkan mendahului universitas-universitas terkenal seperti Oxford University yang dibuka pada tahun 1167, Cambridge University tahun 1209, Harvard University tahun 1636, Massachussets Institute of Technology tahun 1861 dan sebagainya.
Diawal masa, Universitas Al-Qarawiyyin fokus pada pengajaran ilmu agama dan Al-Qur’an. Setelah mengalami perkembangan, kurikulum pelajarannya semakin beragam dengan pelajaran Bahasa Arab, Kedokteran, Astronomi dan Matematika. Pada abad pertengahan, universitas ini merupakan pusat intelektual yang berkuasa dan berjaya, serta menjadi tempat kunjungan para kaum intelektual dari berbagai belahan dunia, termasuk Paus Sylvester II untuk pertama kalinya mempelajari angka Arab dan membawanya ke Eropa. Berbagai cendekiawan menuntut ilmu di tempat ini, dan menyampaikan ilmunya ke seluruh dunia barat hingga membuka jalan bagi periode Renaisans Eropa.
Fatima Al-Fihri termasuk bagian dari murid yang menghadiri berbagai kelas pelajaran. Hingga saat ini, ijazahnya masih terpajang di perpustakaan Universitas Al-Qarawiyyin dalam bentuk ukiran di panel kayu. Perpustakaan Al-Qarawiyyin merupakan salah satu perpustakaan tertua di dunia yang memiliki lebih dari 4000 manuskrip. Beberapa peninggalan diantaranya adalah Injil dalam Bahasa Arab dari abad ke-12 dan Al-Qur’an dari abad kesembilan yang ditulis dengan aksara Kufah pada kulit unta.
Apabila saat ini berbagai universitas memiliki tradisi menggunakan toga saat perayaan wisuda, maka Fatima Al-Fihri lah pelopor utamanya. Banyak tradisi terkait pendidikan tinggi yang menjadi warisan Fatima hingga dapat dirasakan oleh generasi saat ini. Pada periode dari abad ke-13 hingga ke-14, pada masa pemerintahan Dinasti Marinid, Universitas memiliki koleksi manuskrip dan buku yang kaya, seperti Al-Muwatta dari Imam Malik, yang ditulis pada perkamen kulit kijang, ‘Sirra’ oleh Ibn Ishak, kemudian transkrip asli karya Ibnu Haldun oleh Al-‘Ibar dan banyak lainnya.
Fatima Al-Fihri menjadi bukti bahwa perempuan bisa menjadi pengaruh besar pada peradaban dunia. Seperti hadits Rasulullah ﷺ yang artinya: “Barangsiapa yang hendak menguasai dunia maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa yang menginginkan akhirat hendaklah ia menguasai ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat), hendaklah ia menguasai ilmu (HR Ahmad).”